Minggu, 04 September 2011

MENGGUNAKAN BUKU PELAJARAN DENGAN EFEKTIF


MENGGUNAKAN BUKU PELAJARAN Rata Tengah

DENGAN EFEKTIF

Pendahuluan

Di tempat - tempat tertentu, masih banyak guru yang mengandalkan buku pelajaran sebagai satu - satunya sumber belajar dan pembelajaranGuru mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan mengacu sepenuhnya pada isi buku pelajaran. Siswa juga menggunakan buku pelajaran di sekolah dan di rumah sebagai sumber belajar utama.

Kebijakan tiap sekolah dalam memberikan buku pelajaran secara gratis untuk setiap siswa didasarkan pada prinsip perlakuan yang sama dan kesetaraan kesempatan. Karena alasan inilah, buku pelajaran secara luas digunakan dan bisa dipastikan akan terus digunakan sampai tahun-tahun mendatang.

Beberapa buku nampak lebih cocok untuk tujuan tertentu. Sementara buku yang lain lebih akurat untuk mencerminkan perkembangan kurikulum saat ini. Mereka yang dibebankan dengan tanggung jawab untuk memilih dan menentukan kualitas masing-masing buku, harus mengembangkan kriteria dalam mengevaluasi buku pelajaran. Akan tetapi, beberapa hal secara kritis dapat dilihat pada poin-poin berikut ini (Jarolimek, 1967: 86) .

1. Pengarang (Authorship), untuk memastikan akurasi ilmiah serta kesesuaian buku bagi peserta didik sekolah dasar, misalnya saja dalam hal ketertarikan, tingkat membaca, dan pertimbangan kurikuler.

2. Cara mempertahankan isi/materi (Treatment of Content), untuk memastikan kecukupan perlakuan pada konsep-konsep penting, misalnya saja menyajikan konten yang signifikan dengan cara mempertentangkan cerita faktual yang sangat deskriptif atau menggunakan pendekatan buku cerita. Apakah materi pelajaran dipilih dari berbagai sumber, termasuk sejarah, ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan ilmu pengetahuan? Apakah buku menyediakan perspektif global bagi pembaca? Apakah ada keseimbangan yang baik dalam pencapaian tujuan yang berhubungan dengan materi pelajaran, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap? Apakah ada representasi realistis masyarakat masa kini, baik dalam bentuk prosa maupun ilustrasinya?

3. Formal dan penampilan umum (formal and general appearance), untuk memastikan tampilan buku yang menarik berdasarkan kesesuaian ukuran dan kualitasnya. Apakah ilustrasi yang ditampilkan memang fungsional atau hanya dekoratif? Ilustrasi di sini bisa berupa foto, gambar, sketsa, bagan, grafik, peta, dan tabel.

4. Organisasi (organizations), untuk menjamin keharmonisan buku dengan pola kurikuler yang ada dan pemenuhan kebutuhan program pembelajaran yang akan digunakan. Apakah buku disusun untuk merangsang siswa belajar dengan baik ?

5. Bahan visual (visual materials), untuk memastikan warna-warni, keakuratan ilustrasi berdasarkan kecukupan jumlah dan ukurannya. Apakah bahan ini berkaitan dengan teks atau hanya untuk meningkatkan daya tarik buku?

6. Perlengkapan instruksional (instructional aids), untuk memastikan keberadaannya yang menjadi bagian integral dari teks itu sendiri dan harus benar-benar bermanfaat untuk guru. Apakah alat bantu studi tersebut membantu menjelaskan dan memperluas arti penting ide-ide?

Pengembangan buku pelajaran cenderung konsisten dengan perubahan kurikulum dan metode mengajar. Salah satu ciri buku pelajaran modern, yaitu menarik dan mengundang seseorang untuk senang melihat dan membacanya.

Keterampilan Guru Sangat Penting

Kualitas suatu sumber belajar, khususnya buku pelajaran, dapat diketahui dari keterampilan guru dalam menggunakannya. Semua bahan dan sumber belajar membutuhkan kemampuan guru untuk menyiapkan panggung belajar dan memilih tempat penggunaannya. Sementara di sisi lain, buku yang sama digunakan oleh guru lain dapat menjadi salah satu sumber belajar paling berharga yang tersedia untuk kelas. Dengan kata lain, bahan dan sumber belajar tidak bisa dengan mutlak dianggap bahwa ia lebih baik dari guru. Dikatakan demikian, karena seperti yang sudah dituliskan di awal, kualitasnya tergantung dan ditentukan oleh keterampilan guru dalam menggunakannya. Bukan anggapan sebaliknya, bahwa medialah yang memproduksi program-program menarik untuk peserta didik. Berbeda halnya dengan para guru kesenian, ketika memerlukan bahan untuk mengajar secara kreatif, dengan mudah bahan itu tersedia. Akan tetapi, kita tidak bisa menganggap bahwa pasokan bahan ajar yang murah akan menjamin adanya inspirasi dan kreativitas dalam mengajar. Dengan demikian, diperlukan interaksi antara guru yang berbakat dengan berbagai media yang sesuai sehingga mampu menghasilkan pembelajaran yang unggul.

Buku pelajaran ditulis dan digunakan sebagai sumber informasi materi yang ada dalam kurikulum. Buku tersebut dapat digunakan oleh masing-masing siswa dengan berbagai cara. Dengan demikian, ketika menggunakan buku yang sama, cara yang dipilih oleh siswa yang satu dengan siswa yang lain kemungkinan berbeda. Bagi seorang peserta didik, buku mungkin dipandang sebagai sumber bacaan. Sementara itu, bagi peserta didik kedua berbagai macam ilustrasi yang ada mungkin lebih berharga, sedangkan bagi peserta didik ketiga bahan peta mungkin diperlukan, dan selanjutnya untuk peserta didik keempat mungkin menjadi sumber ide untuk studi tambahan.

Hal tersebut juga bisa dialami oleh para guru. Guru yang berbeda dapat memilih untuk membuat perbedaan dalam menggunakan buku yang sama, tergantung pada keahlian, pengalaman, atau metode pembelajaran yang dipilih. Guru didorong untuk memunculkan perbedaan dalam menggunakan buku pelajaran dan bukan untuk "melindungi" keseragaman isinya dan memaksakan ke semua peserta didik untuk "menguasai" fakta-fakta yang disajikan.

Berdasarkan sudut pandang guru, kriteria paling penting yang digunakan guru ketika memilih buku pelajaran adalah kegunaan buku tersebut. Buku ini harus sesuai dengan gaya guru mengajar jika digunakan dengan baik. Ini berarti bahwa teks yang akan dibangun sedemikian rupa sehingga cocok untuk penggunaan yang fleksibel.

Menggunakan Buku Pelajaran dengan Efektif


Untuk menggunakan buku pelajaran dengan efektif, hal pertama dan utama yang harus dilakukan guru adalah memilih salah satu dari beberapa fungsi buku seperti yang dituliskan Jarolimek (1967: 83), yaitu (1) exploratory reading, (2) securing facts related to the study, (3) map, chart, graph, or picture study, dan (4) summarization of learning. Dalam proses pemilihan tersebut, guru harus selalu mempertimbangkan keterkaitan antara fungsi yang dipilih dengan materi yang sedang dibahas dan karakteristik para siswanya. Selanjutnya, ketika sudah memilih salah satu fungsi buku, kemudian guru mengikuti langkah-langkah penggunaannya sesuai uraian berikut ini.

1. Mengeksplorasi Kemampuan Membaca

Buku pelajaran dapat digunakan sebagai titik awal keberangkatan sebuah unit baru untuk membantu peserta didik mencari tahu tentang isi unit tersebut dan untuk membentuk latar belakang umum dari informasi dasar. Dengan cara ini, buku pelajaran dapat digunakan untuk memperkenalkan kepada kelas beberapa ide kunci yang ada dalam unit itu, mengenalkan kosa kata, dan membantu peserta didik untuk belajar dengan cukup tentang topik yang akan mampu meneruskan kecerdasan sesuai dengan perencanaan kegiatan lainnya yang sudah disiapkan oleh guru. Beberapa hal yang harus dilakukan guru jika buku pelajaran digunakan untuk tujuan ini adalah:

a. Membangun kesiapan materi dengan pengantar konten yang tepat melalui penggunaan gambar, peta, referensi tentang situasi saat ini, masalah masyarakat, peristiwa historis atau kegiatan pengantar lainnya.

b. Mengidentifikasi beberapa tujuan tentang pentingnya membaca materi. Tujuan ini dapat ditulis di papan tulis. Ketika peserta didik diperintahkan "membaca untuk mencari tahu /...," perintah tersebut cenderung lebih produktif daripada jika mereka hanya disuruh untuk "membaca buku halaman 55 sampai 60." Dalam eksplorasi membaca, tujuan yang diidentifikasi harus bersifat umum, bukan terperinci atau sangat spesifik.

c. Mengantisipasi kosakata yang sulit dan mengembangkan makna kata-kata kunci baru sebelum membaca. Perhatian tentang topik baru umumnya dilakukan dengan memperkenalkan kata-kata baru.

d. Memperhatikan pentingnya gambar, ilustrasi, peta, atau grafik yang tersedia dalam materi. Hal ini terutama diperlukan ketika beberapa unsur ilustrasi yang sebenarnya sangat penting untuk pemahaman teks, tetapi mungkin diabaikan oleh peserta didik.

e. Memiliki beberapa jenis tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta didik secara individual. Hal ini harus meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tujuan membaca yang sudah ditetapkan.

f. Pilih peserta didik yang memiliki kemampuan rendah dalam membaca, dan bantulah mereka untuk memahami materi. Untuk mengarahkan studi ini, guru harus memilih bagian-bagian pendek tentang materi visual yang disajikan dalam teks. Guru dapat menarik perhatian peserta didik terhadap suatu bagian, misalnya gambar, keterangan gambar, grafik, peta, atau diagram. Setelah itu, mendiskusikannya dengan siswa, dan meminta mereka untuk melihat apakah mereka dapat menemukan berbagai fakta atau implikasi materi yang disajikan dalam teks. Jika guru tidak dapat memberikan pengawasan intensif ini dan membantu peserta didik yang berkemampuan membaca rendah, bahan lain yang lebih sederhana harus ditemukan untuk mereka, atau guru harus menulis ulang bagian-bagian tertentu sesuai dengan tingkatan sumber bacaan yang mampu dikuasai oleh siswa.

g. Memberikan tambahan buku-buku yang relatif sulit bagi pembaca yang lebih terampil bisa mengubah eksplorasi membaca yang diperpanjang ketika mereka telah menyelesaikan teks. Bentuknya bisa berupa buku teks lainnya, ensiklopedi, majalah, atau buku tambahan yang lain.

2. Mendapatkan Fakta yang Berkaitan dengan Materi

Ketika materi dalam bab tertentu sedang dibahas, maka penting bagi peserta didik untuk memperoleh dan memiliki informasi faktual. Buku pelajaran bisa berfungsi sebagai sumber informasi yang bagus. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan guru ketika menggunakan buku pelajaran untuk fungsi ini:

a. Membantu peserta didik mengidentifikasi informasi faktual secara tepat sesuai dengan yang diinginkan.

b. Ajari peserta didik bagaimana menggunakan indeks, daftar isi, daftar istilah, dan daftar ilustrasi untuk membantu mereka mengembangkan kemandirian ketika mencari informasi dalam teks.

c. Mewajibkan peserta didik berkonsultasi dengan sumber lain untuk mengkonfirmasi informasi faktual yang disajikan dalam teks. Prosedur ini membantu mengurangi anggapan bahwa buku pelajaran merupakan sumber buku yang memadai untuk semua topik.

3. Menyimpulkan Pembelajaran

Buku pelajaran dapat digunakan secara menguntungkan dan mendekati kesimpulan setiap subtopik untuk meringkas dan menarik kesimpulan secara bersama-sama dari pelajaran yang telah diperoleh melalui kegiatan lainnya. Teks disajikan untuk peserta didik ketika mereka telah membangun sebuah latar belakang informasi yang berkaitan dengan topik. peserta didik akrab dengan kosakata dan konsep serta secara psikologis siap untuk mengambil keuntungan penuh dari penyajian faktual teks. Oleh karena itu, buku pelajaran tidak hanya dapat berfungsi sebagai titik tolak untuk belajar, tetapi juga bisa menjadi tempat yang dituju dan sebuah titik untuk kembali. Ketika buku digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan, guru harus:

a. Membangun kesiapan dengan membahas materi yang dipelajari sebelumnya dan menetapkan kepastian tujuan untuk membaca teks. Untuk melakukan hal ini, sekali lagi, harus mengambil bentuk "membaca untuk mencari tahu ..." Tujuan untuk penggunaan teks ini harus rinci dan spesifik, yang berbeda dengan tujuan umum yang dibahas dalam kaitannya dengan membaca eksplorasi.

b. Memperjelas kesulitan kosakata yang mungkin bisa ditemui peserta didik.

c. Mengikuti prosedur yang sama pada pembaca lebih lambat dan lebih cepat seperti dijelaskan dalam membaca eksplorasi.

d. Memastikan tindak lanjut rencana kegiatan yang memungkinkan peserta didik untuk menerapkan informasi yang diperoleh dalam membaca.

e. Memfasilitasi pembahasan menyeluruh tentang ide-ide utama yang disajikan. Hal ini seyogyanya ditulis ringkas dan jika mungkin ditempatkan pada papan tulis atau di buku catatan masing-masing peserta didik.

Penutup

Buku pelajaran yang baik memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Akan tetapi, sebaik atau seburuk apapun mutu buku pelajaran, peranan guru dalam menggunakannya tetap lebih utama. Buku yang bermutu apabila digunakan oleh guru yang kurang terampil akan menghadirkan proses dan hasil pembelajaran yang kurang bermutu pula. Buku yang kurang bermutu apabila digunakan oleh guru yang terampil akan menghasilkan proses dan hasil pembelajaran yang bermutu. Akhirnya, ketika buku bermutu digunakan oleh guru yang terampil akan menciptakan suasana, proses, dan hasil pembelajaran yang jauh lebih efektif dan tentu saja semakin bermutu.

Daftar Pustaka

Barth, J. L. (1990). Methods of instruction in social studies education. Maryland: University Press of America.

Heinich, Molenda, Russell, et al. (1996). Instructional media and technologies for learning. New Jersey: Prentice-Hall.

Jarolimek, J. (1967). Social studies in elementary education. New York: Macmillan.

B.P. Sitepu. (2005). Memilih Buku Pelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/Th.IV.

0 komentar:

Posting Komentar